Soft skill dan hard skill bukan hanya kemampuan yang tertulis di CV, tapi juga harus dikembangkan oleh semua karyawan. Tanpa mengasah keduanya terus menerus, kinerja karyawan akan stagnan yang tentunya mempengaruhi perkembangan bisnis.
Bahkan, sering kali karena rutinitas kerja setiap hari yang monoton, soft skill maupun hard skill seseorang justru menurun.
Anda tentu tidak ingin bukan, mengalami kerugian karena kinerja karyawan yang kurang baik?
Untuk bisa mengembangkan keduanya, Anda sebaiknya mengenali dulu apa itu hard skill maupun soft skill. Kenali pengertian, perbedaan, hingga contoh-contohnya dalam artikel ini.
Lebih Dekat dengan Soft Skill dan Hard Skill
Banyak orang masih salah kaprah dalam memahami hard skill dan soft skill, sehingga kerap salah dalam menuliskannya di CV.
Bukan hanya itu, salah memahami artinya juga bisa membuat Anda salah langkah dalam mengembangkan keterampilan. Oleh karena itu, kenali apa arti yang tepat berikut ini:
Arti dari Soft Skill
Soft skill adalah kepribadian atau karakter setiap orang yang mencakup emosional, kemampuan sosial, komunikasi, hingga interaksi.
Berkat karakter inilah setiap individu bisa bersosialisasi dengan baik dalam dunia kerja.
Meskipun merupakan karakter atau kepribadian, semua orang bisa mempelajari dan melatih soft skill.
Bagaimana caranya berkomunikasi dengan baik, meningkatkan kepekaan sosial, maupun cara berpikir.
Arti dari Hard Skill
Hard skill adalah keterampilan seseorang dalam mengerjakan pekerjaan tertentu dan lebih spesifik. Keterampilan inilah yang kerap menjadi tolak ukur seseorang untuk bisa masuk ke pekerjaan bidang tertentu.
Sama seperti soft skill, siapa pun bisa mempelajari hard skill yang biasanya melalui pendidikan di sekolah maupun kursus. Kemampuan inilah yang biasanya akan terus ditingkatkan meskipun seseorang telah bekerja.
Apa Saja yang Membedakan Hard Skill dan Soft Skill
Baik soft skill dan hard skill sama-sama kemampuan yang mendukung dalam dunia kerja. Namun, untuk bisa mengenali keduanya secara spesifik perbedaan berikut bisa menjadi tolak ukurnya:
1. Karakter
Karakter dari soft skill adalah subjektif, sehingga sulit untuk mengukur karena perkembangannya dapat terlihat dari pengalaman. Sedangkan hard skill karakternya konkret dan terukur sehingga pembelajarannya bisa diberikan langsung.
2. Konsentrasi
Fokus dari soft skill adalah karakter seseorang dan juga kemampuan interpersonalnya.
Berbeda dengan hard skill yang konsentrasinya ada pada keterampilan teknis dan juga pengetahuan tertentu.
3. Pelatihan
Untuk bisa mendapatkan soft skill seseorang harus memiliki pengalaman, refleksi diri, serta mau observasi diri. Hard skill pelatihannya bisa melalui pendidikan formal, baik itu sekolah maupun kursus.
4. Korelasi dengan Bidang Kerja
Hubungan soft skill dengan dunia kerja sangat luas, karena penerapannya bisa untuk berbagai bidang. Sedangkan hard skill korelasinya lebih spesifik pada pekerjaan tertentu, misalnya keterampilan memahami hukum bagi pengacara.
5. Perkembangan
Karena hard skill sangat terukur, maka perkembangannya pun dapat ditingkatkan seiring waktu sesuai upaya dan komitmen.
Di sisi lain, soft skill juga dapat meningkat menyesuaikan pengalaman serta perkembangan kepribadian.
Contoh Hard Skill dalam Lingkungan Kerja

Hard skill meliputi keahlian khusus untuk bisa menyelesaikan pekerjaan tertentu, contohnya adalah:
1. Keterampilan Desainer
Seseorang akan disebut sebagai desainer bukan hanya kemampuannya dalam menggambar desain.
Modern ini, keterampilan sebagai desainer cukup luas seperti, editing foto, video, desain grafis, UX, UI, bahkan desain ilustrator.
Keterampilan desainer ini akan menyesuaikan dengan bidang pekerjaan. Misalnya, kemampuan editing foto dan video biasanya untuk bidang kerja periklanan, pemasaran, atau industri kreatif media.
2. Keterampilan Sales
Seorang sales harus memiliki soft skill dan hard skill secara seimbang. Sayangnya, kebanyakan orang hanya memahami sales membutuhkan soft skill yaitu berkomunikasi.
Nyatanya, sales juga harus memiliki hard skill berupa riset kompetitor, membangun relasi, manajemen klien, bahkan pengembangan produk. Keterampilan inilah yang akan mendukung peran sales dalam menawarkan produk.
3. Kemampuan Menganalisis Data
Dunia kerja saat ini khususnya bisnis, membutuhkan staf yang ahli dalam analisis data.
Contoh hard skill yang penting dalam analisis data adalah riset, manajemen database, data engineering, hingga visualisasi data.
Seluruh keterampilan ini sangat penting bagi perusahaan untuk bisa mendapatkan berbagai data untuk analisis tepat. Dengan begitu, perusahaan bisa mengambil langkah bisnis yang tepat.
4. Keterampilan Teknologi Komputer
Contoh hard skill dalam dunia kerja yang paling umum dalam era teknologi adalah komputer.
Mampu mengoperasikan komputer seperti Microsoft Office, filling document, typing speed, sampai CMS pun sangat penting.
Keterampilan tersebut berbeda-beda dengan bidang pekerjaannya. Misalnya, sebagai sekretaris maka harus mampu menguasai Microsoft Office, Google Workspace, PDF, dan masih banyak lagi.
Contoh Soft Skill dalam Ruang Lingkup Kerja
Soft skill dalam lingkungan kerja tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan langsung tapi juga lingkungan sosial. Berikut ini beberapa contohnya:
1. Kemampuan Memimpin
Meskipun tidak bermimpi menjadi seorang pemimpin, setiap orang harus memiliki kemampuan memimpin, setidaknya untuk diri sendiri. Soft skill ini akan membantu untuk bisa mengambil keputusan tepat dan percaya diri.
Dengan kemampuan untuk memimpin diri sendiri, maka dapat melakukan manajemen waktu dengan baik. Hidup jadi bisa lebih disiplin waktu maupun dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.
2. Keterampilan Kerja dalam Tim
Pada bidang pekerjaan yang membutuhkan kerja tim, misalnya sebagai supervisor, manajer maka soft skill ini sangat dibutuhkan.
Kemampuan ini tidak hanya perlu dimiliki karyawan, tetapi juga siapa saja yang ingin membangun bisnisnya.
Soft skill ini akan membantu penyelesaian pekerjaan lebih cepat dan meningkatkan solidaritas dalam dunia kerja.
Dalam prosesnya harus ada kepercayaan antar anggota tim, memperjelas tujuan kerja, dan mengikuti team building.
3. Kemampuan Berkomunikasi
Jika contoh hard skill dalam CV yang selalu ada adalah menguasai software komputer, maka contoh soft skill wajib adalah komunikasi. Ya, kemampuan komunikasi yang baik harus dimiliki oleh setiap pekerja.
Baik itu komunikasi dengan atasan, teman sejawat, maupun klien selalu berbeda-beda. Kemampuan ini berfungsi untuk bisa mengungkapkan ide dan gagasan dengan tepat.
4. Kemampuan Berpikir secara Kritis
Selain komunikasi, contoh soft skill yang selalu harus dimiliki adalah kemampuan berpikir kritis.
Dengan kemampuan ini, siapa saja bisa memecahkan masalah kompleks secara efisien.
Untuk bisa mengasah kemampuan ini, perlu adanya aktivitas untuk memperkaya pengetahuan maupun diskusi dan debat.
Memperbanyak diskusi dengan berbagai topik dapat memicu kemampuan berpikir dengan cepat.
Rancang Outing Seru untuk Bangun Kebersamaan antar Karyawan di Panorama Events
Selain mengembangkan soft skill dan hard skill setiap individu, jangan lupakan juga soal kebersamaan dalam dunia kerja.
Outing bisa jadi salah satu langkah tepat untuk membangun kebersamaan dan memotivasi agar kerja lebih produktif.
Dalam merencanakan outing yang mengesankan Anda bisa bekerja sama dengan Panorama Events.
Setiap program di Panorama Events bertujuan untuk membangun koneksi kuat dan menggali lebih jauh potensi dari setiap karyawan.
Kami percaya bahwa dengan outing, setiap karyawan akan mendapat pengalaman bermakna yang tidak terlupakan. Itu sebabnya, Anda tidak boleh menundanya agar solidaritas dan kinerja karyawan bisa terus meningkat.
Yuk, hubungi Panorama Events sekarang juga dan konsultasikan outing seperti apa yang sebaiknya diselenggarakan.